Nama : Rezha Wherman
NPM : 36412220
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
mendatang, kekayaan batik nusantara Indonesia memasuki usia 4 tahun
atas pengakuan resmi dari UNESCO sebagai bagian dari Intagible Cultural
Heritage of Humanity. Selama empat tahun itu pulalah batik menjadi lebih
mendunia dan banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai
aktivitasnya.
Saat ini masyarakat memakai batik dalam berbagai
kesempatan. Selama itu pulalah produksi batik di Indonesia mulai
meningkat dan berkembang. “Baiknya memasuki tahun keempat ini harusnya
naik ke stage lainnya,” kata Era Soekamto.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran batik Iwan Tirta ini
ditemui Tempo di Gallery Iwan Tirta, Jl. Wijaya 13 Kebayoran Baru, pada
Sabtu 28 September 2013.
Stage lainnya yang dimaksud wanita yang
biasa disapa Era ini adalah sisi lain dari batik itu sendiri.
Menurutnya, selama ini orang terpaku memandang batik pada persoalan
teknik.
“Kenapa kita bisa di klaim oleh pihak lain? Karena banyak negara
memang punya batik, Jepang punya batik, India, Malaysia,” kata Era.
Dia menyoroti persoalan teknik pembuatan batik di beberapa negara yang menurutnya cenderung mirip.
“Ada yang pakai gebok pisang, kayu, besi, memang teknik membatik jaman dulu seperti itu. Tapi canting itu asli Indonesia.”
Era menjelaskan, batik sendiri memiliki dua mata sisi, pertama soal teknik yang kedua makna di balik motif.
Makna dibalik motif dan sejarah batik inilah yang digarisbawahi Era
sangat perlu disebarluaskan. Sehingga orang ketika memakai batik
mengerti dan tahu alasan mengapa ia memakai batik bermotif tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar